Selasa, 23 Agustus 2016

aplicator baja ringan mojokerto


Perbandingan atap baja ringan & kayu






Perbandingan antara pemakaian kerangka atap baja ringan dan kayu.
Teknologi baja ringan di Indonesia yang semakin berkembang mampu memberikan rangka atap rumah dari kayu berubah menjadi kerangka atap dari baja ringan nampaknya makin diminati masyarakat secara luas bahkan sampai ke pelosok pelosok daerah banyak menggunakan alternatif pengganti kerangka atap yang tadinya kayu diganti dengan dari bahan baja ringan, berbagai pertimbangan dilakukan untuk  menjadi alasan lebih memilih menggunakan pemasangan baja ringan, sebenarnya diperlukan metode atau struktur baja ringan yang baik agar mendapatkan hasil konstruksi atau kuda kuda baja ringan yang baik dan memuaskan. Berikut ini saya coba uraikan sedikit gambaran bagaimana perbandingan atau perbedaan penggunaan kerangka atap dengan baja ringan dan dengan penggunaan dari kayu sebelum kita memutuskan untuk menggunakan nya.

Dalam beberapa kondisi perbedaan atau perbandingan rangka atap baja ringan dan menggunakan kayu sebagai berikut :
Rangka atap baja ringan :
Mudah didapat didaerah perkotaan besar bahkan saat ini sudah banyak juga penjualan material nya di kota kecil.
Konstruksi lebih ringan, tahan lebih lama serta biaya lebih murah dalam perawatannya.
Bebas dari hama penggangu seperti rayap atau jamur.
Membutuhkan perhitungan secara cermat dan teliti untuk menentukan diminsi yang kuat efisien dengan biaya yang lebih murah.
Mudah dalam pemasangan karena sudah di fabrikasi oleh teknisi (tukang) yang berpengalaman sebelum dilakukan pemasangan juga dengan bentuk profil yang memang sudah disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
Diperlukan tenaga kerja / tenisi dengan dengan keahlian khusus untuk dapat menghasilkan pemasangan struktur & konstruksi baja ringan yang benar dan hasil yang memuaskan
Rangka atap kayu :
Terbatasnya jumlah kayu berkualitas yang dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan atap sebagai rangka atap yang juga kita perlu melestarikan lingkungan hidup menjadikan baja ringan menjadi alternatif pilihan utama saat ini sebagai rangka atap rumah.
Tidak tahan terhadap ham apemangsa seperti rayap & jamur yang menyebabkan berkurangnya dimensi kayu dan pelapukan yang ditimbulkan karena proses alam yang menyebabkan berkurangnya juga kekuatan konstruksi atap rumah.
Metode pemasangan rangka kayu cukup mudah bisa hanya diperlukan tenaga tukang bangunan yang sudah terlatih bisa mengerjakan pemasangannya.
Memerlukan upaya pengawetan khusus sebelum dipasang agar rangka atap bisa bertahan lama sehingga membuat bertambahnya biaya pemeliharaan yang tidak murah bahkan tidak efisien dibanding rangka dari baja ringan.
Konstruksi kayu mempunyai beban yang berat.
Kwalitas dari setiap kayu menyesuaikan dari kekuatan rangka yang dipasang.
Demikian sedikit uraian / gambaran perbandingan apabila kita memilih menggunakan rangka atap dari baja ringan atau dari bahan kayu, semoga bermanfaat.


Hubungi kami:
Aplicator baja ringan mojokerto
082234609974
PENGERTIAN BAJA RINGAN




Baja adalah logam campuran yang tediri dari besi (Fe) dan karbon (C). Jadi baja berbeda dengan besi (Fe), alumunium (Al), seng (Zn), tembagga (Cu), dan titanium (Ti) yang merupakan logam murni. Dalam senyawa antara besi dan karbon (unsur nonlogam) terrsebut besi menjadi unsur yang lebih dominan dibanding karbon. Kandungan kabon berkisar antara 0,2 – 2,1% dari berat baja, tergantung tingkatannya. Secara sederhana, fungsi karbon adalah meningkatkan kwalitas baja, yaitu daya tariknya (tensile strength) dan tingkat kekerasannya (hardness).


Selain karbon, sering juga ditambahkan unsur chrom (Cr), nikel (Ni), vanadium (V), molybdenum (Mo) untuk mendapatkan sifat lain sesuai aplikasi dilapangan seperti antikorosi, tahan panas, dan tahan temperatur tinggi.


Proses produksi baja ringan adalah baja yang melalui proses canai dingin dengan kualitas tinggi yang bersifat ringan dan tipis namun kekuatannya tidak kalah dengan baja konvensional. Baja ringan memiliki tegangan tarik tinggi (G550). Baja G550 berarti baja memiliki kuat tarik 550 MPa (Mega Pascal). Baja ringan adalah Baja High Tensile G-550 (Minimum Yeild Strength 5500 kg/m2) dengan standar bahan ASTM A792, JIS G3302, SGC 570.

Meskipun lebih ringan dan tipis dari baja konvensional, dengan kuat tarik sebesar 550 Mpa baja ringan dapat dijadikan andalan untuk menopang beban struktur bangunan. Untuk fungsi non structural seperti penutup atap digunakan baja ringan kualitas G300.

Bagaimana dengan ketebalan baja ringan? Dipasaran umum ketebalannya berkisar antara 0,20 – 2,00 mm. Variasi ketebalan ini ditentukan oleh fungsi, seberapa besar beban yang ditopang dan ukuran bentang baja itu sendiri. Ketebalan yang lebih kecil dibanding dengan baja konvensional dengan tujuan untuk mengurangi beban struktur bangunan.

Kuda-kuda baja ringan mempunyai ketebalan antara 0,45 – 1,00 mm. Berbeda dengan kolom yang akan menopang beban yang lebih besar, ketebalannya kisaran antara 1,00 -2,00 mm (profil C). Sedangkan untuk genteng metal ketebalannya 0,20 mm karena bisa dikatakan tidak memikul beban dengan ketebalan tersebut sudah cukup memadai.

Untuk melindungi material baja mutu tinggi dari korosi, harus diberikan lapisan pelindung (coating) secara memadai. Berbagai metode untuk memberikan lapisan pelindung guna mencegah korosi pada baja mutu tinggi telah dikembangkan.


Jenis coating pada baja ringan yang beredar dipasaran adalah Galvanized, Galvalume, atau sering juga disebut sebagai zincalume dan sebuah produsen mengeluarkan produk baja ringan dengan menambahkan magnesium yang kemudian dikenal dengan ZAM, dikembangkan sejak 1985, menggunakan lapisan pelindung yang terdiri dari: 96% zinc, 6% aluminium, dan 3% magnesium.
Tebal coating pada baja ringan dipasaran bervariasi, tergantung dari masing-masing produsen.